Friday, September 22, 2006

[Kisah Islami] Ketika Anakku Bertanya "Bu, Siapa sih Marlyn Monroe ?"

Aisyah, anakku yang berusia 7 tahun mengalihkan pandangannya

pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi

tiba-tiba saja ia bertanya,

"Bu, siapa sih Marilyn Monroe itu?"

"Oooh... itu bintang film Amerika yang terkenal," jawabku

sekenanya.

Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah.

Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan

pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.

"Kalau bom seks itu maksudnya apa?" begitu tanya Aisyah.

Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam

sejenak, lalu mengatakan,

"Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira

dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan

uang dengan cepat," kataku hati-hati.

"Wahh... pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali

wajahnya ya Bu" katanya polos.

"Ya... katanya sih memang begitu," kataku apa

adanya.Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini,

tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas

2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi

yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.

"Kok ibu bilangnya pakai "katanya', memangnya Marilyn Monroe

sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?"

"Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal... bunuh diri..."

begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan

masalah ini dengan baik kepada putriku.

Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di

tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, "Kenapa bu? Kan

tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa

dia bunuh diri?"

Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya

perlahan. "Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu

semua sama sekali tidak membuatnya bahagia," kataku sambil

menarik nafas. Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu

akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang

ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun

bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.

"Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi

tidak bahagia?" katanya. Pertanyaan itu yang memang kutunggu.

Aku menjawab, "Ya, karena hatinya kelaparan dan mentalnya

kering."

"Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?"

tanyanya makin penasaran.

Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah

ini dengan tepat.

"Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita

terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa

hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus

diberi makanan. Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau

minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan

seperti yang engkau pelajari di sekolah. Sedangkan

hati,makanannya adalah iman kepada Allah. Iman kepada adanya

Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya,

kekuasaan-Nya dan iman kepada hari akhirat. Sepanjang apapun

seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah

swt. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung

jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah... Saat itu,

balasan yang kita terima hanya satu dari dua, surga atau

neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya

..."

Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun

terdiam, sepertinya berpikir. "Apakah Marilyn Monroe tidak

mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?" katanya.

"Tidak tahu juga ya. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu

adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat.

Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang

beriman. Dalam surat Yusuf Allah swt berfirman, "Tidaklah

orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali

orang-orang yang kafir..." Meskipun ia mengalami kesulitan,

penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap

percaya pada kasih sayang Allah swt. Ia bisa melakukan

sholat, berdo'a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan

hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah

orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ...." (na)

29 comments:

Hamba Allah said...

Assalamu'alaiku. Wr.Wb.
cerpen na bagus,
ana suka.
Apakah MAsieh Ada ya... seorang Ibu seperti itu?
Selama ini ana lom pernah menemukan seorang ibu yang seperti itu.
hem...(.^_^.)...

Shaufie Al-banjary said...

Bener zmn skrang kyakx sdh ga ada lgi IBU smacam itu.yg sbar dg sgala prtanyaan ANAKX>< mdh2n istri kta bsa sprti itu,AMIEN

Unknown said...

mudah-mudahan istri saya seperti itu.amin

Afrianti said...

Ibu yang sepert itu sih ada saja.. Tapi justru pengalaman aku belum ada anak yang pertanyaan kritis seperti itu..

Unknown said...

Moga bisa m'jawab pertanyaan sep.itu dg bijak kpd anak2ku kelak. Amin

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
irfan saprudin said...

bagus sekali... izin kopas ya...he

Kang Vagabond said...

kerennn...

Anonymous said...

Assalamualaikum..

Izin Copasya ?


Salam

Unknown said...

anak biasax emang kritis kadang byk ortu yg tdk sabar menjawab pertanyaan anak2 mreka pdhl jawaban ortu sgt mempengaruhi pola pikir anak dlm menjalani hidup selanjutx.....maka bagi para ortu bersabarlah dan berikan anak2 qta pandangan ttg kehidupan islam karna itulah pondasi dasar bagi stiap hati manusia yg berakhlaq.....smoga anak2 qta menjadi anak2 yg sholeh dan sholehah....amin......ya Robb....

taqin plw04 said...

Wah bener, anak cerdas itu lahir dari ibu yang cerdas...

Numpang baca-baca Bu...

sa'dulloh yazid said...

ijin copas juga

dwicahyono23 said...

aku dan istriku belum bisa memberikan nasehat seperti tersebut kepada anakku, karena aku belum mendapatkan anak....
semoga Alloh segera memberikan Rohmat yang Tak terkira tersebut kepada kami

mirta said...

doakan semoga saya bisa sabar menghadapi anak cerdas dan kritis

yanti susyanti said...

Assalamu'alaikum.wr.wb
Guru yang mulia adalah seorang IBU,I LOVE YOU MOTHER.......

catur said...

Subhanallah bagus banget cerpen ini, bisa saya print untuk saya caritakan ke anak saya. mudah2an bisa bermanfaat

syukron

Ely
www.saharasprei.com

catur said...

Subhanallah bagus banget cerpen ini, bisa saya print untuk saya ceritakan kepada anak saya. mudah2an bisa bermanfaat untuk kami sekeluarga
syukron

Ely
www.saharasprei.com

Unknown said...

Ada kok Ibu seperti itu. Kawan-kawan saya yang sudah berumah tangga rata-rata seperti itu. Dan banyak juga akhwat yang berjuang agar dapat menjadi ibu yang seperti itu. Tapi memang sebagian besar ibu yang masih dapat bersikap bijak terhadap pertanyaan anaknya adalah mereka yang tidak disibukkan oleh pekerjaan

Rizal said...

mantaaaaab,ijin copas yaa,hehe,soale bgus ni

Rizal said...

bagus,mantab,perlu dshare ini,minta ijin yaaa,hehehe

El islam said...

bagusssss siapa lagi coba yng hrus menasehati ana selain orng tuax.......???

G_phenk pethakilan said...

jazzakAllah khairan for the story islamic cerpen'a pling enk dbca tnggah mlem gni

Hanif Musthofa said...

Alhamdulillah, saya sangat bersyukur memiliki Ibu yang seperti itu. Terimakasih ya Allah...
Subhanallah...
Aku mencintai-Mu ya Allah
Aku mencintaimu ya Rasul
Aku mencintaimu wahai Ibu...

Verly Robby Arvet said...

Cakep banget isinya. . . .
I like It .. . .

naily istiqomah said...

assalamu'alaikum...
cerpen'a bgus...
izin copas yach,,,
syukron ^_^*

Unknown said...

Subhanallah, semoga nanti aku bisa jadi ibu yang seperti itu.

Viki Distro said...

cerita ringan dan mendidik
mudah2an istri saya seperti itu ya, amiinn..

Admin said...

Subhanallah... bagus cerita tidak bertele-tele tapi sarat makna..

Unknown said...

IZin share kk